UMKM & Startup: Learning by Doing & Adaptation

Pendahuluan

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta startup untuk berkembang menjadi semakin besar. Namun, tantangan yang dihadapi juga semakin kompleks dan beragam. Untuk menghadapi perubahan yang cepat dan memenangkan persaingan, UMKM dan startup harus menerapkan strategi yang efektif. Satu di antara strategi yang terbukti berhasil adalah “Learning by Doing” dan “Adaptation” atau belajar sambil bergerak dan beradaptasi.

Pengertian Learning by Doing

Konsep “Learning by Doing” mengacu pada pendekatan di mana UMKM dan Startup belajar melalui pengalaman langsung dalam menjalankan bisnis mereka. Mereka tidak hanya bergantung pada teori atau pengetahuan yang didapat dari buku atau seminar, tetapi juga aktif mencoba dan mempraktikkan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata. Dengan cara ini, mereka memperoleh wawasan berharga tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan dengan lebih baik.

Pengertian Adaptation

Adaptation atau adaptasi merujuk pada kemampuan UMKM dan Startup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Hal ini melibatkan fleksibilitas dalam merespons peluang baru, tren pasar, dan kebutuhan konsumen. Dengan beradaptasi, UMKM dan Startup dapat mempertahankan keunggulan kompetitif mereka dan tetap relevan dalam persaingan yang semakin ketat.

Strategi Learning by Doing

Menerapkan Siklus Pengujian dan Evaluasi: UMKM dan Startup yang sukses menggunakan strategi learning by doing melibatkan siklus pengujian dan evaluasi yang terus-menerus. Mereka mencoba berbagai ide, inovasi, dan strategi, dan kemudian menganalisis hasilnya untuk mengevaluasi keberhasilan dan memperbaiki kelemahan. Dengan melakukan eksperimen langsung, mereka dapat menemukan apa yang bekerja dan mengoptimalkan proses bisnis mereka.

Mengembangkan Kemitraan dan Jaringan: UMKM dan Startup yang menerapkan strategi learning by doing sering kali berkolaborasi dengan pihak lain dalam ekosistem bisnis. Mereka membangun kemitraan dan jaringan dengan mentor, pakar industri, dan sesama pengusaha. Dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman bersama, mereka dapat belajar satu sama lain dan saling memberikan dukungan.

Menggunakan Teknologi dan Data: UMKM dan Startup yang sukses menggunakan strategi learning by doing memanfaatkan teknologi dan data untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang pelanggan, pasar, dan operasional bisnis. Mereka menggunakan analitik bisnis, platform e-commerce, dan alat otomatisasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang tren dan preferensi pelanggan, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan merancang strategi bisnis yang lebih efektif.

Strategi Adaptation

Pantau Perkembangan Pasar: UMKM dan Startup yang sukses dengan strategi adaptation selalu memantau perkembangan pasar dan tren terkini. Mereka mengikuti perkembangan teknologi, perubahan regulasi, dan pergeseran preferensi konsumen. Dengan memahami perubahan ini, mereka dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap relevan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Fleksibilitas dalam Model Bisnis: UMKM dan Startup yang beradaptasi dengan baik mampu mengubah atau menyesuaikan model bisnis mereka sesuai dengan kondisi pasar. Mereka dapat memperluas atau menyempitkan produk atau layanan mereka, mencari peluang baru, atau mengubah cara mereka berinteraksi dengan pelanggan. Dengan memiliki fleksibilitas ini, mereka dapat mengatasi tantangan dan menciptakan nilai tambah dalam bisnis mereka.

Inovasi Berkelanjutan: UMKM dan startup yang berhasil mengadopsi strategi adaptation terus-menerus berinovasi dalam produk, proses, dan strategi pemasaran mereka. Mereka membuka diri terhadap umpan balik pelanggan, mendengarkan kebutuhan pasar, dan mengidentifikasi celah yang dapat mereka manfaatkan. Dengan berinovasi secara konsisten, mereka dapat mempertahankan daya saing mereka dan memenuhi ekspektasi pelanggan yang terus berkembang.

Studi Kasus: UMKM dan Startup Sukses dengan Strategi Learning by Doing & Adaptation

Contoh nyata UMKM dan Startup yang sukses dengan strategi learning by doing dan adaptation adalah perusahaan teknologi Airbnb. Airbnb mulai sebagai startup yang menyediakan platform online untuk pemesanan akomodasi jangka pendek. Dalam mengembangkan bisnis mereka, Airbnb mengadopsi pendekatan learning by doing dengan menguji berbagai fitur, kebijakan, dan desain pengalaman pengguna. Mereka mendengarkan umpan balik pengguna, belajar dari kesalahan, dan terus meningkatkan platform mereka.

Selain itu, Airbnb juga menerapkan strategi adaptation dengan mengubah model bisnis mereka. Mereka meluncurkan layanan “Experiences” yang memungkinkan pengguna untuk memesan pengalaman unik di destinasi wisata. Ini adalah contoh adaptasi yang sukses terhadap perubahan tren perjalanan dan permintaan konsumen. Melalui strategi learning by doing dan adaptation, Airbnb berhasil mengubah cara orang mencari dan memesan akomodasi serta menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi pelanggan mereka.

Kesimpulan

UMKM dan Startup yang sukses dalam mengembangkan bisnis mereka sering kali menerapkan strategi learning by doing dan adaptation. Mereka belajar dari pengalaman langsung, menguji berbagai ide dan strategi, dan mengadaptasi diri dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dengan melakukan ini, mereka mampu mengoptimalkan potensi pertumbuhan dan memenangkan persaingan yang semakin ketat. Bagi UMKM dan Startup yang ingin mencapai kesuksesan, mengadopsi strategi learning by doing dan adaptation menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka perlu siap untuk terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah.

Pentingnya strategi learning by doing dan adaptation juga terlihat dalam perkembangan UMKM dan Startup di berbagai sektor. Misalnya, di sektor makanan dan minuman, banyak UMKM yang sukses dengan mengadopsi strategi ini. Mereka tidak hanya mengandalkan pengetahuan kuliner mereka, tetapi juga aktif mencoba berbagai resep, menguji pasar, dan mendengarkan umpan balik pelanggan. Dengan demikian, mereka dapat menyempurnakan produk mereka, menyesuaikan rasa dan presentasi, serta mengoptimalkan proses produksi.

Contoh lain adalah di sektor teknologi. Banyak Startup teknologi sukses yang menerapkan strategi learning by doing dan adaptation. Mereka meluncurkan produk awal sebagai prototipe, mengumpulkan data pengguna, dan berinteraksi dengan pengguna untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka. Berdasarkan umpan balik ini, mereka mengubah atau mengembangkan ulang produk mereka untuk menciptakan solusi yang lebih baik.

Selain itu, strategi learning by doing dan adaptation juga membantu UMKM dan Startup untuk menghadapi perubahan pasar yang tak terduga, seperti dampak pandemi COVID-19. Banyak UMKM dan startup yang sukses dapat beradaptasi dengan cepat dengan mengubah model bisnis mereka, meningkatkan kehadiran online, atau mencari peluang baru dalam situasi yang sulit ini.

Dalam kesimpulan, strategi learning by doing dan adaptation menjadi kunci kesuksesan bagi UMKM dan Startup dalam mengembangkan bisnis mereka. Melalui pendekatan ini, mereka dapat belajar dari pengalaman langsung, memperbaiki kelemahan, mengoptimalkan proses bisnis, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dengan terus belajar dan beradaptasi, UMKM dan Startup dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan dengan lebih baik di era bisnis yang dinamis dan kompetitif.

Mentoring dan Coaching: Peran Penting dalam Pengembangan UMKM dan Startup

Dalam dunia bisnis yang penuh tantangan seperti UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan Startup, memiliki akses ke bimbingan dan pendampingan yang tepat dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam kesuksesan perusahaan. Di sinilah Mentoring dan Coaching memainkan peran penting. Mentoring dan coaching adalah dua konsep yang saling terkait, tetapi memiliki fokus dan pendekatan yang sedikit berbeda. Artikel ini akan membahas pentingnya mentoring dan coaching untuk UMKM dan Startup serta manfaat yang mereka tawarkan.

Mentoring merupakan hubungan interaktif antara seorang Mentor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas dengan seorang Mentee yang berada dalam tahap perkembangan atau pembelajaran. Mentor memberikan panduan, nasihat, dan wawasan berdasarkan pengalaman mereka dengan Mentee. Dalam konteks UMKM dan Startup, Mentor dapat menjadi sumber inspirasi, membantu menghindari kesalahan umum, dan membimbing dalam pengembangan strategi bisnis.

Sementara itu, Coaching lebih berfokus pada pengembangan individu atau tim. Seorang Coach membantu UMKM atau Startup dalam mengidentifikasi tujuan, mengembangkan keterampilan Coachee, dan meningkatkan kinerja. Coaching berorientasi pada proses dan membantu pemilik bisnis atau Tim dalam menemukan solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi. Dalam konteks UMKM dan Startup, Coaching dapat membantu dalam mengoptimalkan struktur organisasi, meningkatkan keterampilan kepemimpinan, dan memperkuat kemampuan manajerial.

Manfaat Mentoring dan Coaching bagi UMKM dan Startup?

  1. Pengalaman dan Pengetahuan:

Mentoring dan Coaching memberikan akses ke pengalaman dan pengetahuan yang luas. Mentor dan Coach yang berpengalaman dapat berbagi wawasan berharga, membantu mengidentifikasi peluang baru, dan menghindari jebakan yang umum terjadi dalam bisnis.

  1. Pengembangan Keterampilan:

Melalui Mentoring dan Coaching, Pemilik UMKM atau Tim Startup dapat meningkatkan keterampilan yang relevan dengan bisnis mereka. Ini mencakup keterampilan kepemimpinan, manajemen waktu, presentasi, negosiasi, dan banyak lagi. Dengan keterampilan yang ditingkatkan, UMKM dan Startup dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.

  1. Pembelajaran Berkelanjutan:

Mentoring dan Coaching mendorong pembelajaran berkelanjutan. Pemilik UMKM atau Tim Startup dapat terus mengasah dan mengembangkan pengetahuan mereka melalui dialog terus-menerus dengan Mentor atau Coach mereka. Dalam dunia yang cepat berubah seperti saat ini, kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi sangat penting.

  1. Jejaring dan Koneksi:

Mentor dan Coach yang berpengalaman biasanya memiliki jejaring luas dalam industri mereka. Dengan mentoring dan coaching, UMKM dan Startup memiliki kesempatan untuk memperluas jejaring mereka dan memanfaatkan koneksi yang ada untuk memperluas bisnis mereka, mencari mitra, atau bahkan mendapatkan pendanaan.

  1. Dukungan Emosional dan Motivasi:

Proses Mentoring dan Coaching tidak hanya melibatkan aspek bisnis, tetapi juga aspek emosional dan motivasi. Mentor dan Coach dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi kegagalan atau ketidakpastian. Mentor dan Coach juga dapat membantu memotivasi UMKM dan Startup untuk tetap bersemangat dan berfokus pada tujuan mereka.

  1. Perspektif Luar:

Mentoring dan Coaching memberikan perspektif luar yang berharga bagi UMKM dan Startup. Pemilik bisnis atau tim sering kali terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan sulit melihat masalah atau peluang dengan sudut pandang yang segar. Dengan adanya Mentor atau Coach yang objektif, Mentor dan Coach dapat membantu mengidentifikasi masalah yang tersembunyi, mengatasi hambatan, dan mengeksplorasi solusi baru.

  1. Peningkatan Kepercayaan Diri:

Mentoring dan Coaching dapat membantu UMKM dan Startup meningkatkan kepercayaan diri mereka. Dengan memiliki Mentor atau Coach yang mendukung dan memberikan umpan balik positif, pemilik bisnis atau tim dapat merasa lebih yakin dalam mengambil keputusan yang sulit, menghadapi tantangan, dan berinovasi.

Mentoring dan coaching membantu UMKM dan Startup dalam mengembangkan rencana bisnis yang solid. Mentor dan Coach membantu dalam mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan bisnis, menetapkan tujuan yang jelas, dan merumuskan strategi yang efektif. Dengan rencana bisnis yang terarah, UMKM dan Startup memiliki landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.

  1. Pengembangan Rencana Bisnis yang Solid:

Dalam rangka mencapai kesuksesan, UMKM dan Startup perlu mengakui pentingnya Mentoring dan Coaching. Kedua elemen ini tidak hanya memberikan bimbingan dan pendampingan, tetapi juga mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional. Dengan adanya Mentor dan Coach yang berpengalaman, UMKM dan Startup dapat menghindari kesalahan yang fatal, meningkatkan keterampilan, memperluas jejaring, dan mengembangkan rencana bisnis yang solid. Dengan demikian, mentoring dan coaching menjadi peran penting dalam pengembangan dan kesuksesan UMKM dan Startup di era yang kompetitif ini.

Kiat UMKM dan Startup Meningkatkan Lapangan Kerja

Pada era yang semakin maju ini, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan Startup memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, UMKM dan Startup juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, untuk berhasil meningkatkan lapangan kerja dalam waktu singkat, UMKM dan Startup perlu mengadopsi beberapa kiat strategis. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat membantu UMKM dan Startup dalam meningkatkan lapangan kerja dalam waktu singkat.

  1. Fokus pada Pertumbuhan Skala

UMKM dan Startup perlu memfokuskan upaya mereka pada pertumbuhan skala bisnis. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan produksi, diversifikasi produk atau layanan, dan ekspansi pasar. Dengan mengoptimalkan operasional mereka, UMKM dan Startup dapat menciptakan permintaan baru yang memerlukan penambahan tenaga kerja. Pertumbuhan yang cepat dan berkelanjutan akan membantu menciptakan lapangan kerja baru.

  1. Inovasi dalam Proses Bisnis

UMKM dan startup yang sukses sering kali didorong oleh inovasi dalam proses bisnis mereka. Mencari cara baru untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, atau meningkatkan kualitas produk atau layanan dapat membuka peluang baru. Inovasi ini dapat membantu menciptakan permintaan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya akan membutuhkan lebih banyak karyawan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berkembang.

  1. Kolaborasi dan Kemitraan

UMKM dan Startup dapat mencari peluang kolaborasi dan kemitraan dengan perusahaan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. Kemitraan strategis dengan perusahaan yang lebih besar atau lembaga pendidikan dapat membantu UMKM dan Startup untuk mendapatkan akses ke sumber daya tambahan, seperti modal, teknologi, atau pengetahuan. Dalam banyak kasus, kemitraan semacam ini juga dapat membantu dalam menciptakan lapangan kerja baru dengan memanfaatkan keahlian yang berbeda.

  1. Meningkatkan Akses ke Pembiayaan

Salah satu hambatan utama bagi UMKM dan Startup dalam meningkatkan lapangan kerja adalah akses terbatas ke pembiayaan. Oleh karena itu, penting untuk mencari sumber pembiayaan yang beragam, seperti pinjaman bank, modal ventura, atau pendanaan melalui program pemerintah. Selain itu, UMKM dan Startup dapat memanfaatkan platform crowdfunding dan berpartisipasi dalam kompetisi bisnis untuk mendapatkan modal tambahan. Dengan akses yang lebih baik ke pembiayaan, UMKM dan Startup dapat memperluas operasional mereka dan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.

  1. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

UMKM dan Startup juga dapat berperan dalam meningkatkan lapangan kerja dengan melibatkan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. Mereka dapat menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan atau lembaga pelatihan untuk mengadakan program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri mereka. Dengan melatih tenaga kerja secara efektif, UMKM dan Startup dapat menciptakan lapangan kerja baru dan pada saat yang sama meningkatkan kualitas tenaga kerja yang tersedia di pasar.

  1. Memanfaatkan Teknologi Digital

Teknologi digital dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengembangkan UMKM dan Startup serta menciptakan lapangan kerja baru. Dalam era digital saat ini, bisnis dapat memanfaatkan e-commerce, pemasaran digital, dan platform online untuk mencapai pasar yang lebih luas. Dengan meningkatnya permintaan atas produk dan layanan yang disediakan, UMKM dan Startup akan membutuhkan lebih banyak karyawan untuk membantu mereka dalam mengelola operasional yang berkembang.

  1. Mendukung Kewirausahaan Lokal

UMKM dan Startup juga dapat berperan dalam menciptakan lapangan kerja dengan mendukung kewirausahaan lokal. Mereka dapat memberikan pelatihan, mentorship, dan coaching kepada calon wirausahawan, memfasilitasi akses ke sumber daya, atau bahkan menjalin kemitraan dengan startup lokal yang sedang berkembang. Dengan mendorong pertumbuhan kewirausahaan lokal, UMKM dan Startup akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja baru di komunitas mereka.

  1. Ekspansi ke Pasar Ekspor

UMKM dan Startup dapat mempertimbangkan ekspansi ke pasar ekspor sebagai strategi untuk meningkatkan lapangan kerja. Dengan memperluas jangkauan pasar mereka, UMKM dan Startup dapat meningkatkan produksi dan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan dari luar negeri. Selain itu, ekspor juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasar domestik dan meningkatkan daya tahan bisnis terhadap fluktuasi ekonomi dalam negeri.

Dalam rangka meningkatkan lapangan kerja dalam waktu singkat, UMKM dan Startup harus mengadopsi pendekatan yang terintegrasi. Menggabungkan pertumbuhan skala, inovasi bisnis, kolaborasi, akses ke pembiayaan, pelatihan tenaga kerja, teknologi digital, dukungan kewirausahaan lokal, dan ekspansi pasar akan membantu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, UMKM dan Startup dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi di masyarakat.

Perbedaan Startup dan UMKM

Startup dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan dua jenis bisnis yang berbeda dalam banyak aspek, seperti tujuan, sumber daya, skala, dan target pasar. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara startup dan UMKM.

Tujuan

Startup dan UMKM memiliki tujuan yang berbeda. Startup umumnya didirikan dengan tujuan untuk menciptakan solusi inovatif yang belum ada di pasar dan bisa menghasilkan keuntungan besar dalam jangka panjang, sedangkan UMKM biasanya didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal atau regional dan menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan bisnis mereka.

Sumber Daya

Startup biasanya membutuhkan sumber daya yang lebih besar untuk mengembangkan produk dan mencapai target pasar global. Mereka membutuhkan modal yang signifikan untuk mengembangkan teknologi, merekrut tim yang terampil, dan memasarkan produk mereka secara efektif. Sementara itu, UMKM biasanya mengandalkan sumber daya yang lebih terbatas, seperti modal kecil, tenaga kerja terbatas, dan infrastruktur yang sederhana.

Skala

Startup dan UMKM berbeda dalam skala bisnis mereka. Startup biasanya memiliki visi yang lebih besar dan ingin menjangkau pasar global. Mereka berusaha untuk tumbuh dengan cepat dan menghasilkan keuntungan yang besar dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan UMKM biasanya beroperasi dalam skala yang lebih kecil dan fokus pada kebutuhan pasar lokal atau regional.

Target Pasar

Startup dan UMKM juga berbeda dalam target pasar mereka. Startup umumnya menargetkan pasar yang lebih luas dan global. Mereka berusaha untuk menciptakan produk yang dapat digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia, sedangkan UMKM biasanya menargetkan pasar lokal atau regional, dengan fokus pada kebutuhan dan preferensi pelanggan setempat.

Jenis Produk

Startup dan UMKM juga berbeda dalam jenis produk yang mereka tawarkan. Startup biasanya menawarkan produk yang inovatif dan berbasis teknologi, seperti aplikasi seluler, platform e-commerce, atau perangkat lunak baru. Sementara itu, UMKM biasanya menawarkan produk yang lebih tradisional, seperti makanan dan minuman, pakaian, atau barang-barang rumah tangga.

Dalam kesimpulannya, Startup dan UMKM merupakan dua jenis bisnis yang berbeda dalam banyak aspek, seperti tujuan, sumber daya, skala, target pasar, dan jenis produk. Startup biasanya didirikan untuk menciptakan solusi inovatif yang belum ada di pasar dan menjangkau pasar global, sedangkan UMKM biasanya didirikan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal atau regional dan menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan bisnis mereka.

Sumber daya yang dibutuhkan oleh startup lebih besar daripada UMKM karena mereka perlu mengembangkan teknologi baru atau meningkatkan teknologi yang sudah ada untuk menciptakan produk yang inovatif. Startup juga membutuhkan tim yang terampil dan berdedikasi untuk mengembangkan produk mereka, memasarkan produk, dan mengelola bisnis secara keseluruhan.

Di sisi lain, UMKM lebih bergantung pada sumber daya manusia daripada teknologi. UMKM harus mempekerjakan orang-orang yang terampil dan berkualitas untuk menghasilkan produk atau layanan berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, UMKM biasanya membutuhkan modal kecil untuk memulai bisnis mereka.

Dalam hal skala, startup cenderung tumbuh lebih cepat daripada UMKM karena mereka menargetkan pasar global. Startup memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar karena mereka menjangkau lebih banyak orang dan pasar yang lebih luas. UMKM, di sisi lain, tumbuh dengan cara yang lebih lambat karena mereka fokus pada pasar lokal atau regional.

Perbedaan terakhir antara startup dan UMKM adalah jenis produk yang mereka tawarkan. Startup cenderung menawarkan produk yang lebih inovatif dan berbasis teknologi, seperti aplikasi seluler, platform e-commerce, atau perangkat lunak baru. UMKM, di sisi lain, cenderung menawarkan produk yang lebih tradisional, seperti makanan dan minuman, pakaian, atau barang-barang rumah tangga.

Meskipun ada perbedaan signifikan antara startup dan UMKM, keduanya memiliki peran penting dalam perekonomian. Startup dapat menciptakan produk baru dan memberikan kontribusi positif pada inovasi teknologi, sementara UMKM dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi pada perekonomian lokal atau regional. Oleh karena itu, penting bagi kedua jenis bisnis untuk berkembang dan menjadi sukses dalam bisnis mereka masing-masing.

Beberapa Contoh Startup dan UMKM

Startup:

  1. Gojek: Aplikasi layanan transportasi dan pengiriman barang.
  2. Tokopedia: Platform e-commerce yang memungkinkan pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan produk mereka secara online.
  3. Bukalapak: Platform e-commerce lainnya yang memungkinkan pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan produk mereka secara online.
  4. Traveloka: Platform perjalanan dan reservasi online untuk penerbangan, hotel, dan tiket acara.
  5. Ruangguru: Platform belajar online yang menyediakan kelas, kursus, dan tutor secara online.

UMKM:

  1. Mode: Usaha produksi dan penjualan pakaian, kosmetik, dan aksesoris.
  2. Mebel: Usaha produksi dan penjualan mebel seperti kursi, meja, dan lemari.
  3. Kuliner: Usaha menjual makanan dan minuman dengan cita rasa yang khas.
  4. Kerajinan: Usaha produksi dan penjualan kerajinan tangan seperti tas, dompet, dan pernak-pernik unik lainnya.
  5. Jasa: Usaha yang bergerak dalam bidang jasa seperti jasa merapikan rumah, jasa penjualan pakaian bekas, dan jasa kebersihan.

Berdasarkan uraian di atas, Startup dan UMKM berbeda, namun saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Misalnya, Startup ecommerce Bukalapak mendapatkan keuntungan dari iklan dan sebagian dari hasil penjualan produk UMKM di Bukalapak, sementara UMKM mendapatkan keuntungan lebih besar dari hasil penjualan produk mereka di Bukalapak. Demikian juga Startup platform Airbnb mendapatkan sebagian keuntungan dari hasil penyewaan kamar UMKM Homestay di Airbnb, sementara itu, Homestay mendapatkan keuntungan lebih besar dari hasil penyewaan kamar di Airbnb.

Pengembangan usaha dengan model bisnis kanvas

https://www.entrepreneurbehavior.com/2020/10/business-model-canvas-completed-examples.html?m=1

Pengembangan usaha dengan menggunakan model bisnis kanvas dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk membantu mengembangkan bisnis Anda. Model bisnis kanvas memberikan kerangka kerja yang terstruktur dan mudah dipahami untuk merancang, mengembangkan, dan mengelola usaha. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengembangan usaha dengan model bisnis kanvas.

Apa itu Model Bisnis Kanvas?

Model bisnis kanvas adalah alat yang digunakan untuk merancang model bisnis yang efektif untuk sebuah perusahaan. Model ini terdiri dari sembilan elemen utama yang saling terkait dan saling mempengaruhi, yaitu: segmentasi pasar, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber pendapatan, sumber biaya, aktivitas kunci, sumber daya kunci, dan kemitraan kunci.

Elemen-Elemen Model Bisnis Kanvas

  1. Segmentasi Pasar:

Identifikasi pasar target yang ingin Anda tuju. Pelajari karakteristik pasar dan cari tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan.

  1. Proposisi Nilai:

Tentukan nilai yang ingin ditawarkan kepada pelanggan. Ini dapat berupa produk atau layanan yang unik, harga yang lebih murah, kualitas yang lebih baik, atau pengalaman pengguna yang lebih baik.

  1. Saluran Distribusi:

Tentukan cara untuk menyampaikan produk atau layanan Anda kepada pelanggan. Ini dapat berupa toko fisik, situs web, atau aplikasi seluler.

  1. Hubungan Pelanggan:

Tentukan jenis hubungan yang ingin dibangun dengan pelanggan. Apakah Anda ingin membangun hubungan jangka panjang atau hanya sekadar menjual produk atau layanan Anda?

  1. Sumber Pendapatan:

Tentukan bagaimana Anda akan menghasilkan pendapatan. Apakah Anda ingin menghasilkan uang dari penjualan produk atau layanan, iklan, atau langganan bulanan?

  1. Sumber Biaya:

Tentukan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis Anda. Ini dapat berupa biaya produksi, biaya pemasaran, atau biaya pengembangan produk.

  1. Aktivitas Kunci:

Identifikasi aktivitas yang harus dilakukan untuk menjalankan bisnis Anda. Ini dapat berupa produksi, pemasaran, atau pengembangan produk.

  1. Sumber Daya Kunci:

Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis Anda. Ini dapat berupa sumber daya manusia, sumber daya teknologi, atau sumber daya keuangan.

  1. Kemitraan Kunci:

Identifikasi kemitraan yang dapat membantu Anda memperluas bisnis Anda. Ini dapat berupa kemitraan dengan pemasok, mitra pengembangan produk, atau perusahaan teknologi.


Model Bisnis Kanvas dapat membantu pengembangan UMKM atau Startup sebagai berikut:

  1. Memahami Pelanggan dan Pasar

Dengan mengidentifikasi segmen pelanggan dan proposisi nilai, UMKM atau Startup dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka dan membangun produk atau layanan yang relevan dan bermanfaat. Mereka juga dapat menemukan celah di pasar yang belum terisi dan memanfaatkannya.

  1. Mengoptimalkan Saluran Distribusi

Dengan mengevaluasi saluran distribusi yang digunakan untuk mencapai pelanggan, UMKM atau Startup dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penjualan mereka. Ini termasuk menentukan apakah mereka harus menjual melalui toko fisik, daring, atau melalui mitra atau agen.

  1. Meningkatkan Hubungan Pelanggan

Dengan memahami hubungan pelanggan, UMKM atau Startup dapat menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan membangun loyalitas pelanggan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan interaksi dengan pelanggan, memberikan layanan pelanggan yang baik, dan menjaga komunikasi yang terbuka dan jelas.

  1. Meningkatkan Sumber Pendapatan

Dengan memahami proposisi nilai dan sumber pendapatan, UMKM atau Startup dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan menemukan cara baru untuk menghasilkan uang, seperti dengan menawarkan layanan berlangganan atau memperkenalkan produk atau layanan baru.

  1. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Dengan mengidentifikasi sumber daya kunci dan aktivitas kunci, UMKM atau Startup dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka dan mengurangi biaya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan memperbaiki proses operasional.

  1. Membangun Mitra yang Kuat

Dengan mengidentifikasi mitra kunci, UMKM atau Startup dapat membangun kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan. Hal ini dapat membantu mereka memperluas jangkauan dan meningkatkan efektivitas operasional mereka.

  1. Mengelola Struktur Biaya

Dengan memahami struktur biaya, UMKM atau Startup dapat mengelola biaya mereka dengan lebih efektif dan meningkatkan keuntungan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi area yang memerlukan investasi dan mengurangi biaya yang tidak perlu.

Implementasi Model Bisnis Kanvas untuk Mengembangkan UMKM atau Startup

  1. Identifikasi Masalah:

Identifikasi masalah yang ingin dipecahkan oleh produk atau layanan Anda. Apakah produk atau layanan Anda dapat memecahkan masalah yang dibutuhkan pasar?

  1. Segmen Pasar:

Identifikasi segmen pasar yang ingin Anda tuju. Siapa target pasar Anda? Apa yang mereka butuhkan?

  1. Proposisi Nilai:

Tentukan nilai yang ingin ditawarkan kepada pelanggan. Bagaimana produk atau layanan Anda akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan? Apa manfaat yang akan diterima oleh pelanggan dengan menggunakan produk atau layanan Anda?

  1. Saluran Distribusi:

Tentukan bagaimana Anda akan menyampaikan produk atau layanan Anda kepada pelanggan. Apakah Anda akan menjual produk atau layanan secara daring atau luring? Apakah Anda akan menggunakan platform online seperti marketplace atau platform sosial media?

  1. Sumber Pendapatan:

Tentukan sumber pendapatan dari produk atau layanan Anda. Bagaimana Anda akan memperoleh keuntungan dari produk atau layanan yang Anda tawarkan? Apakah melalui penjualan langsung atau melalui biaya berlangganan atau iklan?

  1. Struktur Biaya:

Tentukan biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis Anda. Apa biaya yang harus Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis Anda, seperti biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya operasional?

  1. Kunci Kegiatan:

Tentukan kegiatan utama yang harus dilakukan untuk menjalankan bisnis Anda. Apa kegiatan yang harus Anda lakukan untuk memastikan produk atau layanan Anda berkembang dan terus berkembang?

  1. Sumber Daya Kunci:

Tentukan sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis Anda. Apa sumber daya yang diperlukan untuk memastikan produk atau layanan Anda berkembang dengan baik? Apakah sumber daya tersebut berupa manusia, teknologi, atau modal?

  1. Kemitraan Kunci:

Identifikasi kemitraan yang dibutuhkan untuk membantu Anda mengembangkan bisnis Anda. Apakah Anda membutuhkan kemitraan dengan pemasok, produsen, atau penyedia layanan logistik?

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat mengembangkan model bisnis kanvas yang efektif untuk Usaha Mikro Kecil Menengah atau Startup Anda. Pastikan Anda mengambil waktu untuk memikirkan setiap elemen dengan baik dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi bisnis Anda secara keseluruhan.

UMKM dan Start up

Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah bisnis yang memiliki kurang dari 500 karyawan dan pendapatan tahunan kurang dari ambang batas tertentu.

Mereka biasanya memiliki lebih sedikit sumber daya dan skala operasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar.

UKM seringkali dimiliki dan dioperasikan secara lokal, dan biasanya menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.


Startup adalah perusahaan yang berada pada tahap awal pengembangan.

Mereka sering memiliki ide dan produk inovatif, tetapi mungkin kekurangan sumber daya dan pengalaman untuk mewujudkan ide mereka.

Startup dapat didanai oleh pemodal ventura, angel investor, atau investor swasta lainnya.

Mereka biasanya dipandang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan sering dikaitkan dengan teknologi dan model bisnis baru.

10 Perbedaan antara Startup dengan UMKM

Oleh Melisa Marzett*)

Jika Anda pernah bekerja di bidang teknologi atau terbiasa dengannya, kemungkinan besar Anda mengenal pengusaha yang meluncurkan Startup baru tanpa henti. Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri apa sebenarnya Startup itu? Apakah itu hanya kata mode untuk perusahaan yang berkembang pesat? Atau mungkin ada perbedaan nyata antara Startup dengan UMKM. Startup inovatif dan UMKM seperti anak kecil dan abak cebol. Keduanya kecil dan memenuhi definisi UMKM.Di sinilah kesamaan mereka berakhir. Mari kita lihat perbedaan antara Startups dengan UMKM.

10 perbedaan antara Startup dengan UMKM

  1. Inovasi

Satu di antara perbedaan terpenting antara Startup dengan UMKM adalah inovasi produk atau layanan.

UMKM tidak mengklaim keunikan. Bisnis Anda adalah satu di antara banyak bisnis serupa (misalnya, salon tata rambut, restoran, kantor hukum, blog/ blog video, dll.). Untuk memulai UMKM, Anda dapat dengan mudah mengikuti solusi out-of-the-box.

Inovasi adalah hal terpenting untuk sebuah Startup. Startup dimaksudkan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan meningkatkan apa yang sudah ada. Misalnya, seseorang dapat mengembangkan kelas barang baru (perangkat yang dapat dikenakan), model bisnis baru (Airbnb), atau teknologi yang belum diketahui siapa pun (pencetakan 3D).

  1. Cakupan

Apa cakupan bisnis Anda?

UMKM membuat kemajuan dalam batas yang ditetapkan oleh seorang pebisnis itu sendiri. Dengan kata lain, Anda membatasi pertumbuhan perusahaan dan berfokus pada layanan di lingkaran pelanggan tertentu.

Sebuah Startup, sebagai aturan, tidak membatasi pertumbuhannya dan berfokus untuk memenangkan sebanyak mungkin pangsa pasar. Anda siap untuk meningkatkan pengaruh Anda hingga Anda menjadi pemimpin dalam industri yang Anda bangun.

  1. Tingkat pertumbuhan

Seberapa cepat bisnis Anda akan berkembang?

UMKM, tentu saja, harus tumbuh dengan cepat tetapi prioritas utamanya adalah menghasilkan keuntungan. Ketika bisnis memberi keuntungan, pertumbuhan akan terjadi.

Startup harus selalu tumbuh dan dalam waktu sesingkat mungkin menciptakan model bisnis yang dapat direproduksi. Anda harus dapat mereproduksi kesuksesan perusahaan di seluruh dunia.

  1. Keuntungan

Seberapa cepat bisnis akan terbayar dan berapa banyak yang bisa diperoleh?

UMKM fokus untuk mendapatkan penghasilan dan, jika mungkin, untung sejak hari pertama. Keuntungan penutupan perusahaan bergantung pada selera pimpinan, apalagi rencana ekspansi bisnis.

Mungkin butuh berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun bagi sebuah Startup untuk mendapatkan keuntungan pertama. Sasaran teratas adalah menciptakan produk, yang disukai dan akan diminati konsumen di pasar. Jika tujuan ini tercapai, keuntungan perusahaan akan menjadi jutaan. Misalnya, valuasi perusahaan Uber saat ini adalah 50 miliar dolar.

  1. Keuangan

Berapa banyak yang akan Anda investasikan?

UMKM

Untuk memulai bisnis sendiri, biasanya tabungan pribadi, investasi dari pihak keluarga, teman, kredit perbankan dan/ atau dana investor akan dilakukan.

Namun, tujuan Anda adalah untuk menjadi mandiri, itulah mengapa Anda perlu berhati-hati dalam hal kontrak utang selama semua uang tersebut akan dikembalikan suatu hari nanti dengan bunga.

Startup

Banyak proyek dijalankan dengan cara pribadi atau dengan bantuan anggota keluarga dan orang-orang terdekat.

Namun, crowdfunding menjadi semakin populer.

Pinjaman finansial dari angle investor, modal ventura, dan investor tetap menjadi versi yang paling umum.

Startup harus sampai pada tahap pengembangan. Oleh karena itu, diperlukan tambahan modal sebelum perusahaan mulai menghasilkan keuntungan.

Penting untuk diingat bahwa investor menunggu pengembalian finansial ekstra, yang menciptakan tekanan tambahan pada perusahaan.

  1. Teknologi

Apakah ada teknologi yang digunakan untuk menjalankan bisnis?

UMKM

Tidak ada teknologi khusus yang dibutuhkan.

Ada banyak solusi teknologi out-of-box, yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan bisnis utama.

Teknologi di bidang pemasaran, solusi akuntan, dll.

Startup

Teknologi seringkali merupakan produk utama dari Startup.

Meskipun tidak selalu demikian, Startup menggunakan teknologi baru untuk mencapai pertumbuhan dan peningkatan yang cepat.

  1. Siklus hidup

Berapa lama bisnis Anda akan berjalan?

UMKM

32% perusahaan tutup dalam tiga tahun pertama, hal ini lumayan dibandingkan dengan Startup.

Startup

92% perusahaan tutup selama tiga tahun pertama.

  1. Tim dan Manajemen

Berapa banyak pekerja yang harus dipekerjakan?

UMKM memberdayakan pekerja yang dibutuhkan perusahaan dalam batasan pertumbuhan yang ditetapkan.

Manajer Startup harus menjadi seorang pemimpin dan mengelola kualitas sejak awal Startup tumbuh secepat mungkin.

Seiring berkembangnya perusahaan, Anda harus bekerja dengan jumlah staf, investor, direktur, dan pihak terkait lainnya yang semakin meningkat.

  1. Cara hidup

Bagaimana pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda akan digabungkan?

UMKM, dibandingkan dengan Startup, mengambil lebih sedikit risiko dan tugas.

Yang membuatnya memungkinkan untuk menggabungkan pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan cukup baik.

Pada saat yang sama, kehidupan seorang pebisnis penuh dengan panggilan yang tidak diketahui oleh mereka, yang bekerja pukul 09.00-18.00.

Jadi, pada tahap yang sangat dasar, bisnis apa pun pasti membutuhkan upaya yang tinggi. Namun dalam waktu kerja dan rasio kehidupan pribadi harus seimbang.

Startup

Jika ada dana investor, perusahaan akan mulai meraup untung lebih awal.

Mempertimbangkannya, tidak ada waktu untuk merugi.

Ada orang di sebelah Anda yang menunggu sampai Anda menciptakan sesuatu yang luar biasa.

Jadi, keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi tidak mungkin terjadi.

Bekerja, bekerja, dan bekerja lagi!

  1. Strategi keluar

Dan yang terakhir namun tidak kalah pentingnya dalam daftar perbedaan utama antara Startup dengan UMKM adalah strategi keluar.

Bisnis Anda akan berakhir dengan apa?

UMKM

Ada dua versi di sini: menjadikannya bisnis keluarga atau menjualnya.

Startup

Biasanya bergerak ke tahap berikutnya melalui kesepakatan besar dalam penjualan atau Initial Public Offering (IPO) – Penawaran Umum Perdana.

Mungkinkah UMKM menjadi Startup atau sebaliknya?

Ya, mungkin saja tapi semuanya bergantung pada keputusan Ketua. Terkadang bergantung pada niat Pendiri (artinya apakah sebuah perusahaan ingin dilihat dalam peran lain), terkadang – dikondisikan oleh faktor eksternal (permintaan produk berubah, kondisi pasar).

Dengan kata lain, sangat penting untuk memahami perbedaan antara Startup dengan UMKM dan untuk menyadari apa yang paling cocok untuk Anda. Kemampuan ini akan memungkinkan Anda menghubungkan kemungkinan dan harapan seseorang untuk memilih rencana terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Tentang Penulis

*) Melisa Marzett bekerja untuk Penulis Esai Besar. Dia pandai menulis artikel tentang Startup. Dia menikmati prosesnya dan berharap agar artikelnya bermanfaat bagi para pembacanya.

Sumber:
https://apiumhub.com/tech-blog-barcelona/differences-startups-small-business/

Catatan Penting

Perbedaan Usaha Rintisan dengan UMKM

Start up

  1. Start-up adalah usaha bisnis yang baru dibuat yang biasanya mencari model bisnis untuk menciptakan dan mempertahankan dirinya sendiri.
  2. Start-up biasanya didanai sendiri atau didanai oleh investor malaikat, pemodal ventura, dan keluarga serta teman.
  3. Start-up biasanya perlu fokus pada akuisisi pelanggan dan pengembangan produk.
  4. Start-up biasanya memiliki tim kecil dan sering dipimpin oleh pengusaha.

Usaha Mikro Kecil Menengah (SMEs)

  1. UMKM adalah bisnis yang mapan dan mapan yang biasanya memiliki tim yang lebih besar dan struktur organisasi yang lebih terstruktur.
  2. UMKM biasanya didanai oleh pinjaman bank, hibah pemerintah, dan pemodal ventura.
  3. UMKM biasanya berfokus pada retensi pelanggan, pengembangan produk, dan perluasan pasar.
  4. UMKM sering dipimpin oleh tim manajer dan profesional yang mengawasi operasional sehari-hari.

Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Tradisional

Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Tradisional memiliki tujuan yang sama

Ekonomi kreatif menekankan pada meningkatkan nilai dan kualitas produk melalui inovasi dan kreativitas.

Ekonomi tradisional menekankan pada memaksimalkan pendapatan dan mengurangi biaya melalui produksi yang efisien dan pengelolaan yang efektif.

Ekonomi kreatif dan ekonomi tradisional keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Namun, keduanya dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu untuk membuat produk yang berkualitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan pendapatan

Sumber: ChatGPT