Perdamaian dan Keberagaman Budaya

Arti logo: Bird of Peace

  1. Kepala Burung menghadap ke Kanan, artinya berpihak pada Kebenaran (Kebenaran Absolut: bersumber dari ajaran Agama; Kebenaran Obyektif: bersumber dari Sains dan Teknologi; dan Kebenaran Subjektif: bersumber dari pengetahuan dan pengalaman Individu)
  2. Sayap Kanan meliputi: (a) pola budaya lokal, (b) pola budaya daerah, (c) pola budaya nasional, dan (d) pola budaya global, sedangkan Sayap Kiri meliputi: (a) Jarak Sosial di Ruang Intim, (b) Ruang Personal, (c) Ruang Sosial, dan (d) Ruang Publik
  3. Setiap orang harus memahami kapan dan dimana menggunakan pola budaya lokal, pola budaya daerah, pola budaya nasional, atau pola budaya global, secara efektif dan harmonis di ruang intim, ruang personal, ruang sosial, atau ruang publik) agar tercipta kehidupan yang damai dan harmonis.

Strategi Membangun Perdamaian dalam Keberagaman

1. Memahami bahwa kebudayaan adalah pola pikir (mindset), pola perilaku (cara hidup bermasyarakat), dan pola benda (sarana pendukung) untuk mencapai tujuan.

2. Menata dan menggunakan kebudayaan berdasarkan pola budaya lokal, daerah, nasional, dan global. 

3. Mengenal keberagaman melalui pendidikan informal (kekerabatan), formal (sekolah dari pendidikan dasar sampai tinggi), dan nonformal (kursus).

4. Menghormati keberagaman dengan menjaga jarak sosial di ruang intim, ruang personal, ruang sosial, dan ruang publik.

Membangun Kebudayaan 

Kebudayaan dipelajari dari nilai budaya (konsep abstrak yang penting bagi manusia), adat istiadat (tata kelakuan turun temurun), dan cara hidup masyarakat yang membentuk pola pikir, perilaku, dan benda pendukung untuk tujuan tertentu. Perubahan nilai budaya dapat mengakibatkan perubahan dalam adat istiadat, cara hidup, dan sarana pendukungnya. Perubahan nilai budaya yang bersumber dari ajaran agama seperti penyembahan berhala atau paganisme, dapat mengubah ritual dan identitas masyarakat.

Kebudayaan Memengaruhi atau Dipengaruhi

Pola Budaya Lokal dapat memengaruhi atau dipengaruhi pola budaya daerah, budaya nasional, dan/ atau budaya internasional, atau sebaliknya. Pola budaya internasional dapat memengaruhi/ dipengaruhi pola budaya nasional, daerah, dan/ atau lokal.

Pola budaya Lokal yang memengaruhi pola budaya global (internasional) disebut glokalisasi, sedangkan pola budaya global yang memengaruhi pola budaya lokal disebut globalisasi.

Glokalisasi

1. Pengaruh pola budaya Lokal pada budaya daerah disebut Regional-Lokalisasi (Cirinya, budaya lokal menata dan mengatur budaya daerah)

2. Pengaruh pola budaya daerah pada budaya nasional disebut Nasional-Regionalisasi (Cirinya, kebudayaan daerah menata dan mengatur budaya nasional)

3. Pengaruh pola budaya nasional pada kebudayaan global disebut Global-Nasionalisasi (Cirinya, budaya nasional/ bangsa menata dan mengatur budaya global)

Globalisasi

1. Pengaruh budaya global pada budaya nasional disebut Globalisasi-Nasional (Cirinya, budaya global menata dan mengatur budaya nasional)

2. Pengaruh pola budaya nasional pada budaya daerah disebut Nasionalisasi-Regional (Cirinya, budaya nasional menata dan mengatur budaya daerah/ regional/ pasar)

3. Pengaruh pola budaya daerah pada budaya lokal disebut Regionalisasi-Lokal (Cirinya, budaya daerah menata dan mengatur budaya lokal)

Mentransmisikan Pola Kebudayaan

Transmisi budaya dimulai dari pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah), dan nonformal (kursus). Pendidikan informal di dalam keluarga akan membentuk nilai budaya (mentalitas) yang akan menjadi struktur kepribadian dasar, pendidikan formal di sekolah akan membentuk pola pikir ilmiah (obyektif, logis, sistematis, dan metodis), dan pendidikan nonformal akan membentuk keterampilan teknis.

Menjaga Jarak Sosial

Jarak sosial terdiri atas (a) ruang intim, misalnya hubungan intim suami-istri di ruang pribadi; (b) ruang personal, misalnya menunggu halte bus, antri di depan loket; (c) ruang sosial, misalnya ruang kerja bersama, ruang pertemuan, ruang komunikasi di media sosial di lingkungan terbatas (in-group); dan (d) ruang publik, misalnya menonton seni pertunjukan, pertandingan sepok bola, atau interaksi di media sosial yang dihadiri para para warga yang berasal dari komunitas/ kelompok sosial yang beragam (out-group).

Setiap jarak sosial mempunyai nilai, keyakinan, tradisi, gaya hidup, cara hidup bersama, dan sarana pendukungnya.

Simpulan (Hipotesis)

Jika ingin mewujudkan perdamaian dalam keberagaman, setiap orang harus menjaga jarak sosial di ruang intim, personal, sosial, dan publik serta memahami konteks ruang dan waktu dalam menggunakan pola budaya lokal, daerah, nasional, dan/ atau global secara efektif dan harmonis.