Destinasi pariwisata yang memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan menjadi harapan setiap wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi pariwisata.
Membangun penjenamaan (branding) sebuah destinasi pariwisata (negara, provinsi, kabupaten/ kota). Itulah sebabnya mengapa branding dan iklan sangat menentukan keberhasilan penjualan sebuah destinasi pariwisata.
Pada saat sebuah destinasi pariwisata terpuruk karena faktor alam atau manusia, yang membuat citra sebuah destinasi buruk di mata calon wisatawan, apalagi investor, yang diperlukan bukan membangun citra (branding) pariwisata, melainkan memperbaiki impresi (image) dengan menunjukkan mengapa, apa, dan bagaimana pengelola destinasi membenahi impresi tentang dirinya agar citra (image) destinasi pariwisata berubah menjadi lebih baik di mata calon wisatawan atau investor.
Upaya untuk memperbaiki impresi sebuah destinasi pariwisata yang terpuruk (impresi negatif) memerlukan waktu lebih lama (1-3 tahun) daripada memperbaiki branding pariwisata. Karena itu, kejujuran dan keterbukaan pengelola destinasi pariwisata akan menumbuhkan kepercayaan calon wisatawan atau investor sebelum berkunjung atau berinvestasi di destinasi pariwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan. Pariwisata yang bertanggung jawab peduli dengan keamanan dan keselamatan wisatawan dan masyarakat di destinasi pariwisata, tidak hanya peduli dengan keuntungan atau kerugian ekonomi semata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *