Melihat dengan Telinga dan Mendengar dengan Mata

Ada yang salah dengan judul artikel ini? Melihat dengan telinga dan mendengar dengan mata. Tidak, tidak ada yang salah, kalimat itu mengalir dari seorang penyanyi legendaris, si Burung Camar, siapa lagi kalau bukan Vina Panduwinata.

Dalam satu perjalanan di dalam pesawat, saya mendapat pencerahan dari Vina Panduwinata, yang bersuara khas dan tak tergantikan hingga saat ini.

Apa yang membuat Vina menjadi legenda penyanyi pop, tahun 80an, sampai sekarang?

Vina sangat menyadari bahwa dirinya seorang penyanyi profesional.

“Ibarat ayam, yang saya pikirkan bagaimana agar telur yang dihasilkan yang terbaik,” ujarnya.

“Saya fokus sebagai penyanyi, tapi setiap kali akan tampil, saya selalu membawa make-up artist dan manajer, yang selalu mendampingi saya. Jadi, saya tidak mengurus kontrak dan penampilan,” katanya.

Mengapa Vina selalu tampil menarik seakan menyedot seluruh perhatian penonton?

Vina membeberkan resepnya, “Saya menyanyi secara total. Saya ingin penonton terhibur dan senang, tidak hanya mendengar suara saya, tetapi juga melihat penampilan saya, saya mengajak penonton melihat dengan telinga, dan mendengar dengan mata,” mengakhiri perbincangan singkat dengan penyanyi legendaris Vina Panduwinata.

“Vina, the Singer, not only the Song.”

Pemasaran Sederhana

Pemasaran adalah proses Tata Kelola Destinasi (TKD) menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk menangkap kembali nilai dari pelanggan.

Proses pemasaran sederhana mencakup lima langkah.

Empat langkah yang pertama menciptakan Nilai bagi Pelanggan (Wisatawan).

Langkah-1. Memahami pasar dan kebutuhan (needs) serta keinginan (wants) pelanggan, dalam hal ini adalah wisatawan. Selain itu, ditambahkan kemampuan untuk membeli-red.

Langkah-2. Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan (customer oriented).

Langkah-3. Membangun program pemasaran yang terintegrasi akan memberikan nilai yang unggul (nilai yang disukai, dihormati, dan/ atau dimuliakan oleh wisatawan-red).

Langkah-4. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan bagi pelanggan (wisatawan).

Langkah-5. Menangkap kembali nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan (wisatawan).

Catatan:
Ekuitas pelanggan (customer equity) adalah istilah baku dalam CRM (Customer Relationship Management). Intinya, pelanggan (wisatawan) yang telah kita dapatkan (diakuisisi) merupakan aset (ekuitas) bagi destinasi dan Tata Kelola Destinasi/TKD, karena ia menghasilkan value (dalam penjualan) bagi destinasi dan TKD, baik sekarang maupun di masa depan. Nilai yang kita peroleh dari pelanggan (wisatawan) selama dia menjadi pelanggan destinasi dan TKD/DMO (Destination Management Organization) disebut Customer Lifetime Value (CLV).

Sumber:
Diadaptasi dari Prinsip-prinsip Pemasaran (2008). Philip Kotler dan Gary Armstrong.